Mesuji – Kubu calon wakil bupati Mesuji nomor urut 1 Adam Ishak,akhirnya buka suara terkait kasus penyerangan terhadap calon bupati Mesuji nomor urut 2 Khamami.
Pihak Adam mengaku merasa dicurangi. Mereka mempertanyakan kapasitas Khamami yang menghadiri acara yang digelar di Kecamatan Wayserdang tersebut.
’’Saya ada di lokasi saat itu. Jadi begini, sebagai pelaksana pelatihan bimtek linmas itu Kecamatan. Pak Camat mengundang seluruh Kades di Wayserdang. Jadi di situ ada Khamami, kapasitasnya sebagai apa? Kan gitu! Kalaupun harus diundang itu kedua calon,” tandas Marlinton, juru bicara Adam, melalui sambungan teleponnya.
Saat kejadian tersebut, Marlinton mengaku ada di lokasi. Awalnya, dia mendapat informasi dari timnya yang mempertanyakan Khamami mengisi pidato dalam acara bimtek linmas tersebut.
’’Orang kita itu kasih informasi, kok Pak Khamami pidato, dia sebagai apa? Apa nggak menyalahi aturan? Dapat informasi tersebut, lalu kami cek langsung ke lapangan. Sampai sana, memang dia (Khamami, Red) lagi kasih sambutan dengan bahasa politiknya. Begitulah kronologisnya,” paparnya.
Terkait adanya keributan, Marlinton tak menampik. Namun, dia membantah ada pengeroyokan terhadap Khamami. ’’Ya itulah terjadi cekcok, karena orang banyak. Kita nggak tahu, mungkin ada. Katanya ada yang mukul, ada yang inilah, yang itulah. Cuma kita nggak ada artinya gebukin Khamami,” tegasnya.
Marlinton sekaligus membantah pengakuan Khamami yang mengaku diserang Adam Ishak dengan menggunakan senjata tajam. ’’Ini kadang-kadang, namanya politik, versi sana bisa keroyok, ada yang bilang bawa golok, mungkin lebih dari itu juga, karena seperti itu. Nggak ada tuh (bawa golok). Nggak ada ah,” elaknya.
Marlinton menegaskan, pihaknya menilai kehadiran Khamami dalam acara bimtek linmas tersebut sudah di luar ketentuan kampanye pilkada. ’’Dia berada di sana bukan jadwal kampanye. Sekalipun jadwal kampanye, di situ bukan pada tempatnya. Itu kan di balai kampung. Seorang camat kalau mengundang harusnya semua calon,” tukasnya.
Sementara, Khamami sudah melaporkan penyerangan sekaligus pemukulan yang dialaminya ke Polres Mesuji. Laporannya tertuang dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) Nomor TBL/410/XII/2016 tanggal 20 Desember 2016.
Menurutnya, penyerangan tersebut sudah direncanakan dan ada unsur kesengajaan. Itu terlihat dari adanya penggunaan senjata tajam yang dibawa para penyerang.
’’Jelas ini sudah terencana. Sebab kan mereka pada membawa senjata tajam. Jadi jelas ada kesengajaan,” ungkapnya kemarin di posko Khamami-Saply.
Dia juga menegaskan tak melakukan kecurangan dalam kampanye. Sehingga tidak ada alasan penyerangan lantaran dia melakukan kecurangan.
’’Kalau ada yang curang, lapor ke panwas. Jangan menyerang dan menganiaya begini. Saya ke lokasi pembekalan linmas itu karena kebetulan mampir. Dan tidak ada kegiatan politik. Bisa ditanya kok, banyak sekali saksinya. Ada polisi juga di lokasi,” ucapnya.
Khamami kembali menegaskan, jika ada pelanggaran kampanye yang dilakukannya, dia meminta agar melapor ke panwas dan jangan ada penyerangan. ’’Sekali lagi ya, ke panwas dong! Seperti adanya kampanye dari Febrina (Febrina L. Tantina, Red) yang menurut saya menyinggung saya saat kampanye di Sungaibadak, sudah saya laporkan ke panwas,” tukasnya.
Hendriza