Ini Kata Bupati Lampura yang Dituduh Perintah Keroyok KaBPKAD

Kotabumi (HS) – Terkait pengeroyokan Plt Kepala BPKAD Lampung Utara, Desyadi, yang diduga dilakukan pihak rekanan atas perintah plt Bupati, Kamis pagi pukul 10,00 Wib, (07/06) membuat Plt. Bupati Lampung Utara, Dr.H Sri Widodo, angkat bicara, Jum’at (08/06/18).

Widodo mengatakan bahwa ia membantah serta tidak pernah memerintahkan siapapun untuk melakukan pengeroyokan, menurut apa yang di sampaikan Plt. Ka BKAD Desyadi, saat konferensi pers di halaman Mapolres Lampung Utara.

“Saya tidak pernah menyuruh siapapun, dan membantah apa yang dikatakan oleh staf saya Plt Ka BKAD saudara Desyadi,” tegas Widodo.

Sebagai pimpinan Widodo mengatakan dirinya sangat prihatin dengan sikap ASN yang seharusnya melayani masyarakat dengan baik siapapun ASN tersebut, widodo berharap agar semua pihak dapat menahan diri, terlebih staf ASN jangan sampai terjebak dalam konflik apalagi dalam melayani masyarakat.

“Saya sangat prihatin seharusnya para ASN berada di kantor pada jam kerja, bekerja dengan baik, serta memberikan penjelasan secara gamblang sesuai prosedur menurut apa yang dibutuhkan masyarakat, tanpa harus ada rasa takut apalagi sesuai berlandaskan aturan,” kata Widodo.

Dalam permasalahan ini Widodo langsung memerintahkan Inspektorat serta melibatkan Badan Pertimbangan Jabatan dan Pangkat, untuk mendalami masalah ini dari segala aspek baik disipilin, etika, pelayanan serta penegakan aturan ASN, agar dapat memberikan laporan secepatnya,

“Saya meminta inspektorat untuk segera menindak lanjuti dan memutuskan kebijakan lanjutan baik berupa pemberian pendampingan, pembelaan, maupun penegakan aturan, serta sangsi yang tegas jika ternyata melanggar etiks dan disipilin ASN,” Paparnya.

Lebih lanjut perihal namanya di bawa-bawa dalam masalah ini, secara lugas Widodo mengatakan bahwa ini suatu yang terpisah berbeda dengan pemerintahan.

“Ini mutlak pribadi, saya akan konsultasikan dengan tim kuasa hukum, pendampingan hukum terpadu baik dari jakarta maupun Lampung untuk mengambil langkah lebih lanjut,” jelas Widodo.

Karena menurut Widodo selama ini ia sudah cukup diam dengan segala cemoohan, hinaan dari mana-mana, namun ia berusaha menempatkan diri untuk menjadi bapak yang dan mengayomi, “Saya cukup sabar ada beberapa orang harus belajar banyak tentang etika dan penghargaan terhadap wibawa simbol negara dan pemerintahan, maka dengan ini akan saya pisahkan antara pribadi dan pemerintahan,” tegas Widodo.

Lampung Utara adalah kabupaten tua yang menjujung tinggi kearifan lokal dan beretika tinggi, untuk itu Widodo mengatakan ia tidak ingin tanah tempat ia lahir dan besar rusak oleh oknum tertentu yang menempatkan etika menjadi bagian tidak dimulyakan dengan kedok demokrasi, semoga ini menjadi pelajaran berharga bagaimana menyampaikan pendapat dimuka umum, dan mendukung penuh polres lampung utara untuk segera mengambil sikap terhadap berita hoax, hinaan, cercaan di media sosial dan mengambil sikap tegas.

“Kita percaya polres lampung utara mampu dan segera mengambil tindakan tegas secara cepat agar kita semua tertib dan bijak dalam bersosial media, Kita pun akan meminta bantuan polda lampung dengan tekhnologi IT untuk melacak akun-akun media sosial yang sering menimbulkan kebencian dan hinaan untuk ditindak tegas sesuai undang undang IT,” pungkasnya. (*/EF)

https://www.hariansumatera.com