Jakarta (HS) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Kedeputian Riset dan Inovasi Daerah bertugas melakukan pembinaan teknis terhadap Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). Untuk itu BRIN menyelenggarakan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) BRIDA 2023 pada 7-8 Februari 2023 di Auditorium Lt. 3 Gd. BJ Habibie – BRIN, Jakarta Pusat, Selasa (07/02/2023)
Pembinaan Teknis Bertujuan Penguatan Ekosistem Riset dan Inovasi Daerah untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Acara di hadiri, Kepala BRIN Dan Beberapa Deputi, Bapperida, BRIDA, dan undangan lainnya.



Deputi Riset Dr. Yopi dalam laporannya menyampaikan, Progres kegiatan 6 BRIDA provinsi yg sudah terbentuk, dan ada 24 provinsi yang sudah berproses, sementara 165 level kab/Kota, ada 23 Kab/kota sudah terbentuk BRIDA termasuk Kabupaten Tanggamus. Sisa dalam proses Perda. 95 kab/kota sudah selesai proses surat pertimbangan.
Provinsi Bali, hampir 100 % Kabupaten Kota sudah membentuk BRIDA.
Tahapan selanjutnya, pendampingan tugas dan pokok fungsi BRIDA. Kemanfaatan hasil kajian untuk di tindaklanjuti sebagai dasar perencanaan pembangunan.
Konsultasi silahkan dilakukan dengan BRIN, baik during maupun luring. Serta melaksanakan sosialisasi BRIN, pembiayaan, kerjasama, SDM riset. Akan ada pendampingan riset kepada daerah.
Rakortek Brida bertujuan melakukan Pembinaan teknis dan pengukuran IDSD.
Pembinaan teknis skema pendanaan riset dan inovasi kolaborasi pemda dan BRIN
Pembinaan teknis melalui desiminasi dan pemanfaatan hasil riset dan inovasi (penggunaan data citra satelit untuk kepentingan daerah).
Pembinaan teknis penyusunan kajian berdasarkan prioritas potensi dan problem daerah. Setiap daerah diharapkan aktif dalam pelaksanaan kegiatan selama 2 hari dari tanggal 7 sd 8 Februari 2013. #bridakompak
Selama ini, pembinaan teknis, bekerjasama dan koordinasi dengan Kemendagri dan Bappenas.
Arahan presiden, setiap daerah harus membuat desain dan master plan kawasan sesuai dengan tema daerah.
Arahan Kepala Brin Dr. Laksana Tri Handoko, MSc, yang menjadi fokus kita.
Pertama, membuat fokus ke ekosistemnya, bagaimana membuat orang kreatif. Periset bisa siapa saja, yang penting bagaimana orang bisa kreatif mencari solusi mengatasi masalah yg ada. Riset di implementasikan menjadi inovasi.
Kedua, bagaimana kita bisa membawa pola pikir berbasis data dalam pengambilan keputusan. Kebijakan berbasis data dan riset, agar kebijakan bisa diterima masyarakat.
Dalam konteks ini, Rakortek ini diharapkan melansir data dari Index Daya Saing Daerah (IDSD) kabupaten Kota. IDSD bukan angka, tapi adalah data. Yang lebih penting makna IDSD sebagai data kekurangan dan kelebihan dari masing masing daerah. Yang dapat dipergunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan.
Dengan adanya IDSD ini, diharapkan yang lemah diperbaiki, yang baik semakin baik. IDSD daerah akan dikolaborasikan menjadi IDSD Nasional.
Rakortek hari ini, belajar terkait indikator IDSD, yang dipakai untuk membuat strategi dan perencanaan untuk tahun selanjutnya.
Strategi dan perencanaan ini bersifat lintas sektor, yang berbasis data riset.
Terkait kolaborasi riset, diharapkan adanya kolaborasi riset, dengan skema skema tertentu. Misalnya, didaerah ada masalah yg harus diselesaikan dengan riset, maka silahkan daerah berkoordinasi dengan BRIN. Yang nantinya dapat dilaksanakan riset kolaborasi antara Pemerintah Daerah dengan BRIN (joint call), koordinasi dengan tim pak Agus Haryono.
Joint call dibuka secara nasional. Fokus untuk memecahkan masalah di daerah. Tema riset “joint call” disesuaikan dengan kondisi dan masalah di daerah. Dengan sifat joint call kompetisi, yang nantinya akan di danai BRIN.
Nantinya periset BRIN akan di libatkan, pemda tidak perlu memberikan honor. Akan didukung oleh laboratorium dan saspras riset yang dimiliki oleh BRIN. Kalau berhasil, daerah akan menerima lisensi, dan akan perlu dilakukan diskusi lebih lanjut dengan BRIN. Upaya riil seperti ini harus segera dilaksanakan. (Meg)